KEZUHUDAN RASULULLAH
SAW
1. ALLAH SWT memerintahkan beliau saw untuk tidak tergiur
dengan kenikmatan dunia
QS Toha (20)
ayat 131:
And do not extend your eyes toward that by which We have given enjoyment to
[some] categories of them, [its being but] the splendor of worldly life by
which We test them. And the provision of your Lord is better and more enduring.
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan
kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami
cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih
kekal.
2. Tempat tidur dan makanan beliau saw
Umar bin Khotob ra meriwayatkan hadits tentang tindakan
Rasulullah saw meng’ilaa’
istri-istrinya untuk tidak mencampuri mereka selama satu bulan. Beliau saw
tinggal sendiri dalam sebuah bilik. Suatu ketika Umar ra berkunjung kepada
beliau saw sedangkan beliau berada di bilik itu. Di sana ia ra tidak
mendapatkan apa-apakecuali sedikit dedaunan, sebuah kantong air dari kulit, dan
sedikit gandum. Beliau saw sedang berbaring di atas tikar yang serat-seratnya
membekas di sisi badan beliau. Umar ra pun mencucurkan air matanya. Rasulullah
saw bertanya, “Ada apa denganmu?” Ia ra menjawab, “Ya Rasulullah, Engkau
makhluk pilihan Allah SWT, sedangkan keadaan Kisra dan Kaisar jauh lebih baik
daripada dirimu.” Beliau duduk dengan wajah kemerahan, lalu bersabda, “Apakah
Engkau ragu, hai Ibnu Khotob? Mereka adalah kaum yang kenikmatan hidupnya
disegerakan di dunia.” (Mutafaq’alaih)
Adapun dalam riwayat Muslim: “Tidakkah kamu rela mereka
mendapatkan di dunia dan kita di akhirat?” Umar ra menjawab, “Ya, aku rela ya
Rasulullah.” Nabi saw bersabda, “Maka ucapkanlah pujian bagi Allah ‘Azza wa
Jalla.”
3. Alqomah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud yang berkata: “Rasulullah
saw tidur di atas tikar yang membekas di kulitnya.” Kontan saya mengusapnya
seraya berkata, ‘Kutebus Engkau dengan ayah ibuku! Tidakkah engkau ijinkan kami
untuk mengambil tikar yang lebih halus hingga dapat melindungimu ketika tidur?’
Beliau saw bersabda:
Maalii waliddunyaa maa anaa waddunyaa illaa karoo kibinis tadholla tahkta
syajaroting tsumma roohka wa tarokahaa
“Apa perlunya aku dengan dunia ini? Permisalanku dengan dunia ini
ibarat seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon kemudian pergi dan
meninggalkannya.” (HR Tirmidzi, hasan shohih)
4. Beliau saw tidak berambisi menyimpan harta kekayaan
hingga bertumpuk-tumpuk:
Beliau saw berabda:
Laukaanalii mitslu uhkudin(n) dtahaballassaronii
Allaa tamurro ‘alaiya tsalatsu layaliw wa’indii minhu syaiun
illaa syaian arshuduhu lidain
”Seandainya kau memiliki segunung Uhud emas, niscaya aku bergembira
bila tiga malam berlalu sedangkan tidak sedikitpun darinya yang tersisa menjadi
milikku, kecuali sedikit yang kusimpan untuk membayar utang.” (HR. Bukhori)
5. Dari Amr bin Al Harits ra berkata, “Rasulullah saw ketika wafat
tidak meninggalkan uang dinar atau dirham, budak laki-laki atau budak
perempuan, atau apapun juga kecuali keledai putih kendaraannya, pedang, dan
sebidang tanah yang beliau saw sedekahkan untuk Ibnu Sabil.” (HR Bukhori)
TELAGA RASULULLAH SAW
Rasulullah saw bersabda:
Hkaudhii masiirota syahrimmaa uhuabyadhu minallabani warihkuhu
athyabu minalmiski wakiizaanuhu kunujuumissamaa imangsyariba
minhu falaa yadhma uabadaa
”Telagaku seluas pejalanan sebulan, airnya putih seperti air susu,
aromanya harum lantaran Misk, tekonya sebanyak bintang dilangit dan siapa yang
minum darinya, tidak haus selamanya.” (HR. Bukhori)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar